Sunday, March 10, 2024

Sunah atau Bid'ah Sedekah Di Waktu Shubuh?

Sunah atau Bid'ah Sedekah Di Waktu Shubuh?


Sedekah pada waktu shubuh juga tidak termasuk dalam amalan yang diajarkan oleh Rasulullah. Tidak ada catatan hadis yang mengarahkan umat Islam untuk memberikan sedekah pada waktu subuh secara khusus. Oleh karena itu, praktik ini juga tidak dianggap sebagai amalan sunnah dan tidak memiliki keutamaan khusus tanpa dasar yang jelas dalam ajaran Islam.

Sedekah pada waktu subuh tidak termasuk dalam amalan yang diajarkan oleh Rasulullah. Praktik ini tidak disebutkan dalam hadis-hadis yang sahih. Oleh karena itu, memberikan sedekah khususnya pada waktu shubuh bisa dianggap sebagai bid'ah jika dijadikan sebagai amalan rutin.

Fatwa Syekh Dr. Abdul Aziz Ar-Rays Pertanyaan:

Apakah benar sedekah di waktu subuh memiliki keutamaan tertentu. Saya pernah mendengar bahwa ia memiliki keutamaan tertentu berdasarkan hadis,

بورك لأمتي في بكورها

“Umatku diberkahi di waktu paginya.”

Dan hadis,

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

“Tidak ada satu hari pun bagi seorang hamba, kecuali datang dua malaikat yang salah satu dari mereka berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti yang lebih baik bagi orang yang bersedekah.’ “

Bagaimana menurut anda tentang pemahaman yang demikian, yaitu bahwa ada keutamaan sedekah di waktu subuh?

Jawaban:

Adapun tentang hadis yang pertama, disebutkan oleh Abu Hatim Ar-Razi bahwasanya tidak ada hadis yang sahih tentang doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mendoakan keberkahan bagi umatnya di pagi hari. Walaupun memang sebagian ulama mensahihkan hadis tersebut. Namun, telah kami sebutkan apa yang menjadi pendapat Imam Abu Hatim Ar-Razi rahimahullahu Ta’ala.

Adapun hadis yang kedua, yaitu hadis,

ما مِن يَومٍ يُصْبِحُ العِبادُ فِيهِ، إلَّا مَلَكانِ يَنْزِلانِ، فيَقولُ أحَدُهُما: اللَّهُمَّ أعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، ويقولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Tidak ada satu hari pun bagi seorang hamba, kecuali datang dua Malaikat yang salah satu dari mereka berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti yang lebih baik bagi orang yang bersedekah.’ Malaikat yang satu lagi berdoa, ‘Ya Allah berilah kebinasaan bagi orang yang menahan hartanya.'” Hadis ini sahih riwayat Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu

Andaikan hadis pertama tadi sahih, pun tidak ada dalil tentang pengkhususan waktu pagi untuk bersedekah, karena ini umum untuk semua amalan yang bisa diberkahi dan karena pada pagi hari, orang itu lebih bersemangat.

Lebih dikuatkan lagi, tidak kami ketahui ada di antara ulama terdahulu yang berpandangan dianjurkannya bersedekah di pagi hari. Dan juga tidak kami dapati dari perbuatan para sahabat dan orang-orang setelah mereka, untuk bersengaja bersedekah di pagi hari karena adanya keutamaan khusus di waktu itu. Andaikan perbuatan ini dianjurkan, tentunya mereka adalah orang yang paling bersemangat dalam melakukannya. Ini andaikan hadisnya sahih.

Adapun hadis yang kedua, tidak ada pendalilan sama sekali dari hadis ini yang menunjukkan keutamaan sedekah subuh. Karena hadis ini hanya menunjukkan bahwa malaikat berdoa di pagi hari. Sedangkan perihal datangnya malaikat di waktu subuh dan berdoa ketika itu, ini adalah satu perkara tersendiri. Sedangkan mengatakan bahwa ada anjuran sedekah di waktu pagi, ini perkara yang berbeda lagi.

Namun, hadis ini menunjukkan bahwa sedekah adalah amalan yang dianjurkan. Dan semua orang yang bersedekah kapan pun di hari itu, termasuk dalam cakupan hadis ini. Dan lebih diperkuat lagi, yaitu tidak kami dapati ada ulama yang menganjurkan perbuatan seperti ini.




Fatwa: Dewan Fatwa Islamweb


Pertanyaan:


Apakah termasuk sunah Nabi atau apakah ada istilah yang disebut dengan “sedekah subuh”?


Jawaban:


Alhamdulillah, wasshalatu wassalamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi washahbihi waman waalah. Amma ba’du,


Tidak ada dalam Al-Qur’an ataupun As-Sunnah, sepengetahuan kami, apa yang diistilahkan dengan “sedekah subuh”. Mungkin penamaan ini berasal dari pemahaman terhadap sebagian hadis seperti hadis,


بَاكِرُوا بِالصَّدَقَةِ، فَإِنَّ الْبَلَاءَ لَا يَتَخَطَّى الصَّدَقَةَ


“Bersedekahlah di pagi hari. Karena bencana tidak akan bisa melewati sedekah.” (HR. Al Baihaqi, At Thabarani)


Hadis ini dikatakan oleh para ulama dha’if jiddan. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Jauzi rahimahullah dalam Al-Maudhu’at.


Atau mungkin dari hadis riwayat Bukhari dan Muslim,


ما مِن يَومٍ يُصْبِحُ العِبادُ فِيهِ، إلَّا مَلَكانِ يَنْزِلانِ، فيَقولُ أحَدُهُما: اللَّهُمَّ أعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، ويقولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا


“Tidak ada satu hari pun bagi seorang hamba, kecuali datang dua malaikat yang salah satu dari mereka berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti yang lebih baik bagi orang yang bersedekah.’ Malaikat yang satu lagi berdoa, ‘Ya Allah berilah kebinasaan bagi orang yang menahan hartanya.'”


Namun, dalam hadis ini tidak terdapat pengkhususan sedekah di waktu subuh. Karena apa yang dikabarkan oleh hadis ini bahwa malaikat berdoa di waktu subuh, maksudnya mendoakan orang yang bersedekah kapan pun di hari itu.


Dan juga hadis ini diriwayatkan dengan lafaz lain dalam Musnad Ahmad serta Shahih Ibnu Hibban, dan disahihkan oleh Al-Albani, dari hadis Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa malaikat tersebut berdoa di waktu Magrib. Dalam riwayat Ibnu Hibban,


وَلَا غَرَبَتْ إِلَّا بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفً


“Dan tidaklah matahari tenggelam bagi seorang hamba, kecuali di sisinya ada dua malaikat yang berdoa, ‘Ya Allah berilah ganti yang lebih baik bagi orang yang bersedekah.’ Malaikat yang satu lagi berdoa, ‘Ya Allah berilah kebinasaan bagi orang yang menahan hartanya.’”


Wallahu ta’ala a’lam.


Sumber: https://www.islamweb.net/ar/fatwa/40159


Sumber: https://muslim.or.id/72352-fatwa-benarkah-sedekah-di-waktu-subuh-lebih-utama.html Copyright © 2024 muslim.or.id












Rasulullah Berdoa Dari Penyakit Jiwa Ini [Bagian 1]

 



Rasulullah memohon agar umatnya dijauhi dari penyakit-penyakit jiwa yang merugikan. Dalam doanya, Rasulullah memohon perlindungan kepada Allah Aza wa jalla dari berbagai penyakit jiwa seperti kemalasan, kekikiran dan lain sebagainya.

 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي طَلْحَةَ الْتَمِسْ غُلَامًا مِنْ غِلْمَانِكُمْ يَخْدُمُنِي فَخَرَجَ بِي أَبُو طَلْحَةَ يُرْدِفُنِي وَرَاءَهُ فَكُنْتُ أَخْدُمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا نَزَلَ فَكُنْتُ أَسْمَعُهُ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ (رواه البخار

 

“Dari Anas bin Malik bahwa Nabi Saw bersabda kepada Abu Talhah: Carilah seorang anak kecil dari milikmu untuk melayaniku (selama kepergianku ke Khaibar). Abu Talhah keluar bersamaku dengan memboncengku. Saat itu aku adalah seorang anak kecil yang hampir baligh. Aku melayani Rasulullah SAW saat beliau singgah dan aku selalu mendengar Nabi banyak berdoa: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat (jiwa) gelisah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit utang, dan dikuasai manusia” (HR al-Bukhari).

 

sumber: https://islamdigest.republika.co.id/berita/qaza25366/delapan-penyakit-jiwa-yang-dihindari-nabi-muhammad

Friday, May 8, 2015

Doa Setelah Sholat Taubat
Bismillah. Siapapun pernah melakukan dosa ataupun kesalahan, jadi sebaik-baik mereka yang berbuat dosa ataupun kesalahan adalah mereka yang selalu bertaubat kepada Robbnya. Apabila kita berbuat dosa maka bersegeralah mohon ampun kepada Allah. Di dalam ajaran Islam ada tuntunan sholat taubat, sholat yang dilakukan oleh seorang hamba yang mana Dia telah berbuat dosa dan Dia ingin dosanya diampuni oleh Robbnya.

Disini kami hanya menuliskan Doa Setelah Sholat Taubat yaitu setelah mengucapkan salam, lalu membaca istighfar 100 kali اَسْتَغْفِرُاللهَ setelah membaca istighfar kemudian membaca doa dibawah ini:

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ تَوْ فِيْقَ اَهْلِ الْهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَجِدَّ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّ غْبَةِ وَتَعَبُّدَ اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى اَخَافَكَ . اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ مَخَا فَةً تَحْجُزُ نِى عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى اَعْمَلَ بِطَا عَتِكَ عَمَلاً اَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ حَتَّى اُنَا صِحَكَ فِىالتَّوْ بَةِ خَوْ فًا مِنْكَ وَحَتَّى اَخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَحَتَّى اَتَوَ كَّلَ عَلَيْكَ فَ اْلاُمُوْرِ كُلِّهَاوَحُسْنَ ظَنٍّ بِكَ . سُبْحَانَ خَالِقِ نُوْرٍ

Allahuma Inni Asaluka Taufiqo Ahlil Huda wa A'maala Ahlit Taubah wa 'Azma Ahlis Shobri wa Jadda Ahlil Khosyyah wa Tholaba Ahlir Roghbah wa Ta'abbada Ahlil Waro' wa 'irfan Ahlii 'Ilmi Hatta Akhoofaka. Allahumma Inni Asaluka Makhoofah Tahjuzu ni 'an Ma'aashiika Hatta A'mali bithoo'atika 'amalan astahiqqu bihi ridhooka hatta unashihaka fi taubah khoufan minka wa hatta akhlisho laka Annashiihah hubban laka wa hatta atawakal 'alaika wal umuri kulliha wa husna zhonaa bika subhana Khooliq nuurin



Artinya: Ya Alloh sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu Taufiq(pertolongan)nya orang-orang yang mendapatkan petunjuk(hidayah),dan perbuatannya orang-orang yang bertaubat, dan cita-cita orang-orang yang sabar, dan kesungguhan orang-orang yang takut, dan pencariannya orang-orang yang cinta, dan ibadahnya orang-orang yang menjauhkan diri dari dosa (wara’), dan ma’rifatnya orang-orang berilmu sehingga hamba takut kepada-Mu. Ya Alloh sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu rasa takut yang membentengi hamba dari durhaka kepada-Mu, sehingga hamba menunaikan keta’atan kepada-Mu yang berhak mendapatkan ridho-Mu sehingga hamba tulus kepada-Mu dalam bertaubat karena takut pada-Mu, dan sehingga hamba mengikhlaskan ketulusan untuk-Mu karena cinta kepada-Mu, dan sehingga hamba berserah diri kepada-Mu dalam semua urusan, dan hamba memohon baik sangka kepada-Mu. Maha suci Dzat Yang Menciptakan Cahaya.

Sunday, August 4, 2013

Doa Rasul Untuk Mendoakan Orang Tua Yang Sudah Meninggal
 Do’a untuk Orang Tua yang Telah Meninggal



Ketika orang tua anda telah meninggal, maka tidak ada lagi yang bisa anda lakukan selain memanjatkan do’a untuk mereka. Dan memang tidak akan ada lagi yang diharapkan oleh orang tua yang telah meninggal keculai untaian kalimat do’a-do’a dari anaknya. Itu berarti mendo’akan orang tua yang telah meninggal merupakan keharusan bagi seorang anak yang selalu ingin berbakti kepada orang tuanya.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa berbakti kepada orang tua menempati posisi yang tinggi didalam agama Islam. Hal itu ditunjukkan dengan perintah berbuat baik kepadanya mengikuti perintah beribadah hanya kepada Allah swt saja, seperti disebutkan didalam firman-Nya.

Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra : 23)

Berbuat baik kepada orang tua tidak hanya dilakukan ketika dia masih hidup akan tetapi juga setelah dia meninggal dunia.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As Sa’idi ia berkata, “Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari bani Salamah datang kepada beliau.

Laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada ruang untuk aku berbuat baik kepada kedua orang tuaku setelah mereka meninggal?”

beliau menjawab: “Ya. Mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan wasiatnya, menyambung jalinan silaturahim mereka dan memuliakan teman mereka.”

Meskipun hadits ini lemah namun dalam hal ini bisa diamalkan.

Beberapa perbuatan baik yang bisa dilakukan terhadap orang tua yang telah meninggal dunia, diantaranya :

1. Mendoakan dan memohonkan ampunan baginya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga, hamba itu kemudian berkata; ‘Wahai Rabb, dari mana semua ini? ‘ maka Allah berfirman; ‘Dari istighfar anakmu.’”

Diantara bentuk-bentuk doa dan permohonan ampunan tersebut adalah :

ROBBIGH FIRLI WA LIWALIDAYYA
Artinya : “Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku.” (QS. Nuh : 28)

ROBBIRHAMHUMA KAMAA ROBBAYANI SHOGHIRO
Artinya : “Dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al Isra : 24)

2. Melaksanakan wasiatnya selama wasiat tersebut tidak memerintahkan kemaksiatan terhadap Allah swt dan tidak bertentangan dgn hukum syariat, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqoroh : 180)

3. Menghubungkan tali silaturahim orang tua anda yang telah meninggal serta berbuat baik kepada tema-teman dan kerabatnya.

Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seseorang melanjutkan hubungan (silaturrahim) dengan keluarga sahabat baik ayahnya.”

Didalam hadits ini terdapat keutamaan menghubungkan silaturahim kawan-kawan ayah yang telah meninggal, berbuat baik dan memuliakan mereka.

4. Bersedekah atas namannya

Kaum muslimin telah bersepakat bahwa sedekah mengatasnamakan orang yang sudah meninggal maka hal itu akan sampai kepadanya, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dari ‘Aisyah bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi Shallallahu’alaihiwasallam: “Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bersedekah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bersedekah untuknya (atas namanya)?”. Beliau menjawab: “Ya, benar”.